TUGAS 1 SOFTSKILL ETIKA BISNIS
Nama : Widiastuti
Npm : 17212688
Kelas : 4EA24
A.
Pengertian Etika Bisnis, Indikator, dan Prinsip
Etika Dalam Bisnis
o http://baddaysp.blogspot.com/2013/10/
1.
Pengertian Etika Bisnis
Etika
Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
(-) Definisi Pengertian Etika Bisnis
Menurut Para Ahli :
o Menurut Velasques (2002) Etika bisnis merupakan
studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis.
o Menurut Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah
standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
o Menurut Hill dan Jones (1998) Etika bisnis merupakan
suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan
kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
o Menurut Sim (2003) Etika adalah istilah filosofis
yang berasal dari "etos," kata Yunani yang berarti karakter atau
kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam
hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan
nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.
(-) contoh-contoh etika dlm kehidupan
sehari-hari,yaitu :
o Jujur tidak berbohong
o Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
o Lapang dada dalam berkomunikasi
o Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
o Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
o Tidak mudah emosi / emosional
o Berinisiatif sebagai pembuka dialog
o Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
o Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
o Bertingkah laku yang baik
2.
Indikator Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan
tentang etika
bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu
perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah:
Indikator ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum;
indikator ajaran agama; indikator
budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
o
Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah
apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis
dan sumber daya alam secara efisien
tanpa merugikan masyarakat lain.
o
Indikator etika bisnis
menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan
beretika dalam bisnisnya apabila
masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
o
Indikator etika bisnis menurut hukum.
Berdasarkan indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah
melaksanakan etika bisnis
apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan
telah mematuhi
segala norma hukum yang
berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
o
Indikator
etika berdasarkan ajaran agama.
Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam
pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai- nilai ajaran
agama yang dianutnya.
o
Indikator
etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat
istiadat yang ada disekitar operasi
suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
o
Indikator etika bisnis menurut masing-masing
individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak
mengorbankan integritas
pribadinya.
3.
Prinsip Etis Dalam Etika Bisnis
Secara umum,
prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis
sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang
otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.
la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral
yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu
baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak.
Dalam kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap
para pelanggan, diantaranya adalah:
o Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang
terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;
o Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua
transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
o Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan
keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga
kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk
dan jasa perusahaan;
o Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam
menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom,
diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki dari
prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk
bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang
bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil
keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus
bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan
adanya pertimbangan moral).
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan
bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama
untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan
komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan
kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan
kejujuran:
o Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara a priori saling percaya
satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena
jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yang
dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan
tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
o Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa
dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok
dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal
tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk
lain.
o Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam
suatu perusahaan yaitu antara pemberi
kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan.
Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip Keadilan
o Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif
dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang
dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang
dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
o Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara
individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Semua pihak dijamin untuk
mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus
dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan
semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik
dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua
pelaku bisnis.
o Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan
yang adil antara orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut
hubungan vertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antar
warga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu
menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
o Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan
ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua
warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini
berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga
adil dan baik.
o Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut
agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Dalam
dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan
suatu win-win situation.
o Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan
dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga nama baiknya dan
nama baik perusahaan.
o Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di
atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang
paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua
aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena
menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa
no harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semua
prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan
orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan
bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima
dan masuk akal.
B.
Contoh Perusahaan Yang Melakukan Bisnis Dengan
Beretika dan Melakukan Bisnis Tanpa Etika
o Contoh
Perusahaan Yang Melakukan Bisnis Dengan Beretika :
1. Sebuah perusahaan pengembang di Surabaya membuat
kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun
sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang
memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor tersebut.
Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan
pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan
tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah
mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang
telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
2. Sebuah Yayasan Abdi Karya menyelenggarakan
pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar
Rp.1000.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini diinformasikan
kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah diterima,mereka harus
membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi ini kepada wali murid
bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan seragam sekolah yang
akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini
Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi.
o Contoh
Perusahaan Yang Melakukan Bisnis Tanpa Etika :
Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat
yaitu Chevron. Bahwa Chevron adalah perusahaan yang sangat bagus dan pada saat
itu perusahaan dapat menikmati booming industri energi dan saat itulah Chevron
sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu besar dan memiliki jaringan
yang luar biasa luas. Chevron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi
energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada dari skilus
bisnisnya,
Chevron memiliki profitabilitas yang cukup
menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi, akhirnya memosisikan
dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Chevron disebut sebagai ”spark
spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan
yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Chevron
meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan
dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Chevron
kemudian kolaps pada tahun 2001.
Source :
o
http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/
Etika
Utilitarianisme
Pendahuluan
3.
ANALISA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Dalam bidang ekonomi, etika utilitarianisme punya relevansi yang kuat dan dapat ditemukan dalam beberapa teori ekonomi yang populer. Sebut saja misalnya prinsip optimalis dari Pareto, yang menilai baik buruknya suatu sistem ekonomi. Suatu sistem ekonomi akan dinilai lebih baik kalau dalam sistem itu paling kurang satu orang menjadi lebih baik keadaannya dan tidak ada orang yang menjadi lebih buruk keadaannya dibandingkan dengan sistem lainnya. Berdasarkan prinsip ini, pasar misalnya dianggap paling baik karena memungkinkan konsumen memperoleh keuntungan secara maksimal. Dengan kata lain, suatu sistem dinilai lebih baik karena mendatangkan manfaat lebih besar dibandingkan dengan sistem alternatif lainnya.
Utilitarianisme dikembangkan oleh Jeremy
Bentham (1784 – 1832). Dalam ajarannya Ultilitarianisme itu pada intinya adalah
“ Bagaimana menilai baik atau buruknya kebijaksanaan sospol, ekonomi dan legal
secara moral” (bagaimana menilai kebijakan public yang memberikan dampak baik
bagi sebanyak mungkin orang secara moral). Etika Ultilitarianisme,
kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sama – sama bersifat teologis. Artinya
keduanya selalu mengacu pada tujuan dan mendasar pada baik atau buruknya suatu
keputusan.
Pembahasan
1.
Teori Tujuan Perbuatan
Menurut kaum utilitarianisme, tujuan
perbuatan sekurang-kurangnya menghindari atau mengurangi kerugian yang
diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri sendiri ataupun orang
lain. Adapun maksimalnya adalah dengan memperbesar kegunaan, manfaat, dan
keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan dilakukan. Perbuatan harus
diusahakan agar mendatangkan kebahagiaan daripada penderitaan, manfaat daripada
kesia-siaan, keuntungan daripada kerugian, bagi sebagian besar orang. Dengan
demikian, perbuatan manusia baik secara etis dan membawa dampak
sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.
2.
NILAI POSITIF ETIKA UTILITARIANISME
Etika utilitarianisme memiliki daya tarik tersendiri
yang melebihi daya tarik etika deontologis. Yang paling mencolok, etika
utilitarianisme tidak memaksakan ssesuatu yang asing kepada kita. Etika ini
justru mensistematisasikan dan memformulasikan secara jelas apa yang menurut
pada penganutnya dilakukan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa
sesungguhnya dalam kehidupan kita, dimana kita selalu dihadapkan pada berbagai
alternatif dan dilema moral, kita hampir selalu menggunakan pertimbangan
diatas. Etika ini menggambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang yang
rasional dalam mengambil keputusan, khususnya keputusan moral, termasuk dalam
bidang bisnis. Ia merumuskan prosedur dan pertimbangan yang banyak digunakan
dalam mengambil sebuah keputusan, khususnya yang menyangkut kepentingan orang
banyak.
Secara lebih khusus, daya tarik ini
terutama didasarkan pada tiga nilai positif dari etika ini. Ketiganya berkaitan
dengan kriteria dan prinsip yang telah disebutkan. Nilai positif pertama adalah
rasionalitasnya, maksudnya prinsip moral yang mungkin tidak kita pahami dan
yang tidak bisa kita persoalkan keabsahannya. Justru sebaliknya,
utilitarianisme memberi kriteria yang objektif mengapa suatu tindakan dianggap
baik.
Kedua, utilitarianisme sangat menghargai
kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil
keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya ketiga kriteria objektif dan
rasional tadi. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak sesuai dengan cara
tertentu yang mungkin tidak diketahuo alasannya mengapa demikian. Jadi,
tindakan baik itu kita putuskan dan pilih sendiri berdasarkan kriteria yang
rasional bukan sekedar mengikuti tradisi, norma, atau perintah terntentu.
Ketiga, unsur positif yang lain adalah
universalitasnya, yaitu berbada dengan etika teleologi lainnya yang terutama
menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, etika
utilitarianisme justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu
tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai baik secara moral bukan
karena tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar bagi orang yang melakukan,
melainkan karena tindakan itu mendatagkan manfaat terbesar bagi semua orang
yang terkait, termasuk orang yang melakukan tindakan itu. Karena itu,
utilitarianisme tidak bersifat egoistis. Semakin banyak orang yang terkena
akibat baik suatu kebijaksanaan atau tindakan, semakin baik tindakan tersebut.
Jadi, etika ini tidak mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
kepentingan pribadi atau berdasarkan akibat baiknya demi diri sendiri dan
kelompok sendiri.
Dalam bidang ekonomi, etika utilitarianisme punya relevansi yang kuat dan dapat ditemukan dalam beberapa teori ekonomi yang populer. Sebut saja misalnya prinsip optimalis dari Pareto, yang menilai baik buruknya suatu sistem ekonomi. Suatu sistem ekonomi akan dinilai lebih baik kalau dalam sistem itu paling kurang satu orang menjadi lebih baik keadaannya dan tidak ada orang yang menjadi lebih buruk keadaannya dibandingkan dengan sistem lainnya. Berdasarkan prinsip ini, pasar misalnya dianggap paling baik karena memungkinkan konsumen memperoleh keuntungan secara maksimal. Dengan kata lain, suatu sistem dinilai lebih baik karena mendatangkan manfaat lebih besar dibandingkan dengan sistem alternatif lainnya.
Dalam ekonomi, etika utilitarianisme juga
relevan dalam konsep efisiensi ekonimi. Prinsip efisiensi menekankan agar
dengan menggunakan sumber daya sekecil mungkin dapat dihasilkan produk
sebesar-besarnya. Dengan menggunakan sumber daya secara hemat harus bisa
dicapai hasil yang maksimal. Karena itu, semua perangkat ekonomi harus
dikerahkan sedemikian rupa untuk bisa mencapat hasil terbesar dengan
menggunakan sumber daya sekecil mungkin. Ini prinsip dasar etika
utilitarianisme.
Dalam bidang bisnis, etika utilitarianisme
juga mempunyai relevansi yang sangat kuat. Secara khusus etika ini diterapkan,
secara sadar atau tidak, dalam apa yang dikenal dalam perusahaan sebagai the
cost and benefit analysis. Yang intinya berarti etika ini pun digunakan dalam
perencanaan dan evaluasi kegiatan bisnis atau perusahaan, dalam segala aspek.
Langkah konkrit yang perlu dilakukan dalam
membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif
kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternatif
kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam
kaitan dengan manfaat bagi kelompok-kelompok yang berkepentingan atau paling
kurang, alternatif yang tidak merugikan semua kelompok yang terkait dengan
kepentingan tersebut.
1 4. KELEMAHAN ETIKA UTILITARIANISME
Dibawah ini menyinggung beberapa kelemahan etika
utilitarianisme, tanpa bermaksud melangkah lebih jauh ke dalam pendekatan
fisiologis mengenai kelemahan-kelemahan tersebut, yaitu:
a. Manfaat
merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan malah
menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Karena, manfaat bagi manusia berbeda
antara satu orang dengan orang yang lain. Sebuah tindakan bisnis bisa sangat
menguntungkan dan bermanfaat bagi sekelompok orang, tetapi bisa sangat
merugikan bagi kelompok lain. Masuknya industri ke daerah pedesaan bisa sangat
menguntungkan bagi sebagian penduduk desa, tetapi bahi yang lain justru
merugikan karena hilangnya udara bersih dan ketenangan di desa. Mengimpor
buah-buahan luar negeri bisa sangat menguntungkan dan bermanfaat bagi konsumen
di daerah perkotaan tetapi tindakan yang sama bisa sangat merugikan petani
lokal. Maka, suhubungan itu terjadi kesulitan, siapa yang memutuskan
kepentingan siapa lebih penting daripada kepentingan orang lain. Siapa yang
memutuskan manfaat yang diperoleh kelompok tertentu lebih penting dari pada
manfaat yang diperoleh kelompok lain?
b. Persoalan
klasik yang lebih filosofis adalah bahwa etika utilitarianisme tidak pernah
menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri, dan hanya
memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. Padahal,
sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik, tetapi ternyata
mendatangkan keuntungan atau manfaat.
c. Dalam kaitan
dengan itu, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan atau
motivasi baik seseorang. Akibatnya, kendati seseorang mempunya motivasi yang
baik dalam melakukan tindakan tertentu, tetapi ternyata membawa kerugian yang
besar bagi banyak orang, tindakan itu tetap dinilai tidak baik dan tidak etis.
Padahal, dalam banyak kasus, sering kita tidak bisa meramalkan dan menduga
secara persis konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan. Sangat mungkin
terjadi bahwa akibar yang merugikan dari suatu tindakan tidak dilihat
sebelumnya dan baru diketahui lama sesudahnya.
d. Variabel
yang dinilai tidak semuanya bisa dikuantifikasi. Karena itu, sulit mengukur dan
membandingkan keuntungan dan kerugian hanya berdasarkan variabel yang ada.
Secara khusus sulit untuk menilai dan membandingkan variabel moral yang tidak
bisa dikuantifikasi. Polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan dan
keselamatan kerja, kenyamanan produk, dan seterusnya, termasuk nyawa manusia,
tidak bisa dikuantifikasi dan sulit bisa dipakai dalam menilai baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan manfaat-manfaat ini.
e. Seandainya
ketiga kriteria dari utilitarianisme sangat bertentangan, ada kesulitan cukup
besar untuk menentukan prioritas diantara ketiganya.
f. Kelemahan
paling pokok dari etika utilitarianisme adalah bahwa utilitarianisme
membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan
mayoritas. Jadi, kendati suatu tindakan merugikan bahkan melanggar hak dan
kepentingan kelompok kecil tertentu, tapi menguntungkan sebagian
Program CSR yang berkelanjutan diharapkan akan dapat membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Program CSR tidak selalu merupakan promosi perusahaan yang terselubung, bila ada iklan atau kegiatan PR mengenai program CSR yang dilakukan satu perusahaan, itu merupakan himbauan kepada dunia usaha secara umum bahwa kegiatan tersebut merupakan keharusan/tanggung jawab bagi setiap pengusaha.besar orang yang terkait, tindakan itu tetap dinilai baik dan etis. Artinya, etika utilitarianisme membenarkan penindasan dan ketidakadilan demi manfaat yang diperoleh sebagian besar orang. Dengan hanya mendasarkan diri pada manfaat keseluruhan, etika utilitarianisme membenarkan suatu tindakan, tanpa menghiraukan kenyataan bahwa tindakan yang sama ternyata merugikan segelintir orang tertentu. Jadi, suatu keijaksanaan bisnis akan dinilai baik dan etis kalau menguntungkan.
(-) Contoh
Perusahaan Yang Melakukan CSR
Contoh perusahaan yang melakukan program CSR adalah
PT indofood. Berikut merupakan artikel mengenai Program CSR yang dilakukan oleh
PT Indofood :
Indofood,
sebagai Perusahaan Total Food Solutions memiliki kepedulian dalam upaya
pengembangan penganekaragaman pangan dan ketahanan pangan nasional.
Partisipasi dalam pengembangan ini kemudian
diwujudkan melalui program Indofood Riset Nugraha (IRN) yaitu suatu program
bantuan dana penelitian (research grant) bagi kalangan akademisi yang
difokuskan pada penelitian bidang pangan. Program IRN adalah salah satu program
CSR Indofood yang berada dalam pilar “Building Human Capital”
TUJUAN INDOFOOD RISET NUGRAHA
- Meningkatkan antusiasme riset bidang pangan dari
berbagai disiplin ilmu di Indonesia
- Membangun link & match dunia pendidikan tinggi
dan industri
- Mendukung peluang aplikasi hasil riset akademisi
pada aktivitas industri
- Memberikan kontribusi bagi peningkatan daya saing
industri pangan nasional melalui inovasi produk dan teknologi yang berbasis
riset
- Turut berpartisipasi membangun ketahanan pangan
nasional
(-) Contoh
Perusahaan Yang Belum Melakukan CSR
Bupati Pelalawan mengatakan, program disbum
pelalawan dari data yang ada di pihaknya memang saat ini banyak perusahaan PKS
di Kabupaten Pelalawan belum melaporakan program CSR di wilayah kerjanya
masing-masing.
‘Dengan kata lain, selama ini kebanyakan perusahaan
belum menerapkan program CSR atau Community Development (CD) di wilayah kerja
mereka masing-masing. Saat ini hanya sekitar dua puluh lima persen perusahaan
saja yang sudah melaporkan kegiatan CSR-nya,’’ tegas-nya.
Padahal, sebagai perusahaan yang berdiam di daerah
dan berlokasi di tengah- tengah masyarakat, sudah semestinya ada timbal balik
yang diberikan oleh perusahaan tersebut pada masyarakat tempatan. Ini sudah menjadi kewajiban suatu perusahaan untuk
menerapkan program CSR atau CD itu dimana perusahaan itu berdiri sudah tertuang
dalam Undang-undang Nomor 40/ 2007. Namun kenyataannya, mayoritas selama ini
justru banyak perusahaan yang belum menerapkan program CSR-nya,’’ ungkapnya.
(-) Tanggapan
Menurut Saya Tentang CSR
CSR menjadi kewajiban
baru standar bisnis yang harus dipenuhi perusahaan seperti layaknya standar
ISO. Dan diperkirakan pada akhir tahun 2008 mendatang akan diluncurkan ISO
26000 on Social Responsibility, sehingga tuntutan dunia usaha menjadi
semakin jelas akan pentingnya program CSR dijalankan oleh perusahaan apabila menginginkan
keberlanjutan dari perusahaan tersebut. untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR, diperlukannya
komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan dari semua pihak yang
peduli terhadap program-program CSR. Program CSR menjadi begitu penting karena
kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi
kehidupan umat manusia di masa datang.
program CSR yang
dapat dilakukan oleh perusahaan dengan semangat keberlanjutan antara lain,
yaitu: pengembangan bioenergi, melalui kegiatan penciptaan Desa Mandiri Energi
yang merupakan cikal bakal dari pembentukan eco-village
di masa mendatang bagi Indonesia.Program CSR yang berkelanjutan diharapkan akan dapat membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Program CSR tidak selalu merupakan promosi perusahaan yang terselubung, bila ada iklan atau kegiatan PR mengenai program CSR yang dilakukan satu perusahaan, itu merupakan himbauan kepada dunia usaha secara umum bahwa kegiatan tersebut merupakan keharusan/tanggung jawab bagi setiap pengusaha.besar orang yang terkait, tindakan itu tetap dinilai baik dan etis. Artinya, etika utilitarianisme membenarkan penindasan dan ketidakadilan demi manfaat yang diperoleh sebagian besar orang. Dengan hanya mendasarkan diri pada manfaat keseluruhan, etika utilitarianisme membenarkan suatu tindakan, tanpa menghiraukan kenyataan bahwa tindakan yang sama ternyata merugikan segelintir orang tertentu. Jadi, suatu keijaksanaan bisnis akan dinilai baik dan etis kalau menguntungkan.
SUMBER REFERENSI:
DR. A. Sonny Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta :
Kanisius.
http://vickyagustya.blogspot.com/
http://riaupos.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar